Casey Stoner dan Dani Pedrosa merasakan sejumlah fenomena ganjil yang
terjadi di MotoGP. Mulai dari ketidakjelasan alasan pergantian standar
jenis ban hingga ganjaran hukuman
penalti Marc Marquez yang sulit untuk
dimengerti.
Dani Pedrosa merasa kebakaran jenggot dan menyesali keputusan yang diambil oleh Bridgestone dan penyelenggara MotoGP untuk mengganti jenis ban depan baru yang akan dijadikan standar mulai seri Silverstone.
Dani Pedrosa merasa kebakaran jenggot dan menyesali keputusan yang diambil oleh Bridgestone dan penyelenggara MotoGP untuk mengganti jenis ban depan baru yang akan dijadikan standar mulai seri Silverstone.
Bridgestone telah berupaya untuk memperbaiki performa ban agar dapat
mempercepat proses pemanasan ban untuk menghindari kecelakaan yang
disebabkan oleh suhu ban yang masih dingin. Mayoritas pembalap memilih
ban baru yang akan dijadikan standar tersebut karena lebih stabil saat
melakukan pengereman setelah berkesempatan mengetesnya mulai seri Jerez
lalu walaupun dengan alokasi yang terbatas.
Tetapi sama dengan kritikan yang diungkapkan oleh teammatenya Casey
Stoner, Dani Pedrosa menyatakan ketidaksukaannya terhadap peralihan
pemakaian ban depan baru. Bukannya memperkokoh aspek keamanan, tetapi
duo Repsol Honda tersebut mengaku kalau ban baru tersebut justru memicu
permasalahan baru untuk tim repsol Honda, yakni problem getar pada
bagian depan RC213V.
Pedrosa menuding penyelenggara MotoGP tidak adil dan tidak jelas
dalam mengambil keputusan. Ia setuju dengan kritikan yang selama ini
dilontarkan Casey Stoner yang merasa kehilangan semangat untuk membalap
di MotoGP akibat perubahan regulasi yang tidak stabil.
Stoner merasa ban depan baru yang dipakainya kurang memiliki
stabilitas dalam pengereman keras. Juara dunia MotoGP 2011 tersebut
merasa tidak perlu adanya penggantian ban baru, karena para pembalap
tidak mengeluhkan performa ban versi sebelumnya. Apalagi pergantian ban
baru tersebut dilakukan pada pertengahan musim.
Stoner berkata: “Saya tak tahu apa alasan kami harus memakai ban baru
ini. Standar ban tahun ini (seri Qatar-Catalunya) kelihatannya bekerja
dengan cukup baik dan semua pembalap cukup senang dengan performa ban
tersebut.”
Tim Repsol Honda memutuskan untuk tidak menghadiri tes satu hari yang
diselenggarakan di Sirkuit Aragon karena tidak tersedianya ban baru
untuk mereka uji coba di sana.
Dani Pedrosa menambahkan: ”Saya harus setuju dengan Casey mengenai
apa yang dia katakan terhadap kejuaraan ini dan banyak hal yang sangat
tidak jelas di sini.
“Jelas saya marah dengan situasi seperti ini. Sekarang sudah
pertengahan musim dan dari dua jenis ban yang ada, mereka memilih salah
satu jenis ban (yang menurut kami) buruk.
Namun Anda terpaksa
mempergunakannya lalu Anda tak dapat melakukan apapun. Saya harus tetap
terbuka dan berpikir positif terhadap keputusan tersebut. Karena jika
saya terus-menerus memikirkan ini maka saya tidak akan mendapatkan
kesuksesan.”
Tidak hanya persoalan ban yang membingungkan Stoner. Pembalap berusia
26 tahun tersebut menyesali keputusan race direction yang memberikan
penalti kepada Marc Marquez yang terlibat insiden kontroversial bersama
Pol Espargaro pada balapan Moto2 Catalunya. Namun akhirnya, keputusan
race direction tersebut dicabut.
Stoner yang berpihak pada Marquez karena menurutnya insiden tersebut
bukan kesalahan yang dilakukannya menulis pada akun Twitternya: “Sulit
untuk dipercaya mereka memberi Marc Marquez penalti satu menit. Ini
merupakan alasan mengapa kejuaraan ini perlu diatur kembali. Saya sudah
melihat kejadian yang lebih buruk.”
Setelah hukuman untuk Marquez dibatalkan, kemudian pembalap Repsol
Honda tersebut menulis: ”Pembatalan penalti untuk Marquez merupakan
keputusan yang bagus. Mungkin mereka seharusnya mempertimbangkan
pendapat dari kedua sisi sebelum mengeluarkan penalti.”
Sebagai catatan, walaupun penalti sudah ditarik, tetapi hingga kini insiden tersebut masih diperdebatkan.
No comments:
Post a Comment